Pasar Bebas
Pasar bebas merupakan suatu kebijakan pemerintah dengan tidak melakukan diskriminasi terhadap ekspor impor. Perdagangan bebas biasanya akan menyangkut hal-hal mengenai perdagangan yang tidak dikenai pajak atau tidak adanya hambatan perdagangan. Akses dan informasi ke pasar tidak diatur sehingga mendorong perdagangan yang bebas. Di Indonesia pasar bebas ASEAN sudah berjalan sejak 2015 atau yang dikenal dengan era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Adapun kekhawatiran yang dialami oleh Indonesia saat akan mulai masuk MEA. Warga khawatir akan lemahnya rupiah dalam melawan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS), meski sekarang dolar dalam beberapa waktu mengalami penurunan sampai pada 13.300 rupiah per dolar AS. Dan juga mudahnya melakukan penanam modal oleh perusahaan asing di Indonesia. Oleh sebab itu kegiatan pasar bebas tersebut tentu akan sangat berkaitan dengan invasi perusahaan asing yang ada di Indonesia, bila kita tidak dapat menghadapi persaingan tersebut bisa jadi perusahaan asing akan menguasai pasar Indonesia.

Invasi perusahaan asing
Dibukanya peluang investasi bagi para investor asing sendiri juga memunculkan berbagai opini dari masyarakat. Ada yang menerima dengan santai. misalnya di dunia perfilman Indonesia, ada yang dengan lantang menolak atau merasa keberatan dengan adanya peluang investasi asing tersebut. Namun ada pula yang menanggapinya dengan santai, bahwa mereka yakin produk Indonesia tentu dapat bersaing dengan baik dan memiliki cirri khas sendiri yang bisa dibawa keluar untuk siap bersaing.
Dari sisi dunia kerja dan industri pun memiliki banyak opini. Dengan adanya keterbukaan bagi investasi asing masuk ke Indonesia dan beberapa kebijakan yang dirasa kurang tegas. Kebijakan yang sempat menerapkan bahwa tenaga kerja asing (TKA) diwajibkan untuk dapat berbahasa Indonesia namun tiba-tiba kebijakan tersebut dihapuskan dan hanya berfokus pada peningkatan investasi asing. Syarat itu sendiri seharusnya dapat digunakan sebagai filter kita dalam menerima invasi TKA sehingga bisa lebih selektif. Ditakutkan nantinya berdampak dengan perusahaan asing yang akan lebih baik merekrut TKA dari Negara mereka untuk bekerja di Indonesia, dan tenaga kerja local akan terancam.